
Tim Abdimas UNMER Malang Dukung Pengembangan Kampung Kuliner “Pring Kuning” Bunulrejo
Semakin pesatnya usaha kuliner di wilayah Malang Raya turut mendorong tim pengadian masyarakat Universitas Merdeka (abdimas UNMER) Malang untuk memberikan kontribusi melalui program UNMER Membangun Desa (UMD) yang diprakarsai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNMER Malang.
Salah satunya adalah pengembangan Kampung Kuliner Pring Kuning yang terletak di Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Generasi muda di wilayah tersebut berusaha menghadirkan konsep komunitas kuliner dengan menyuguhkan beragam menu seperti pisang coklat, nasi pecel, rice bowl, soto ayam dan bebagai kuliner khas Malang lainnya. Untuk itu, tim pengabdi UNMER Malang yang beranggotakan Dr. Mochammad Rofieq, S.Si., MT. (Teknik Industri), Dr. Roos Widjajani, M.Si. (Administrasi Bisnis) dan Dr. Nanny Roedjinandari, SST., Par., MM. (Diploma Kepariwisataan) berusaha untuk mengintegrasikan pengelolaan UKM dengan pengembangan wisata kampung kuliner serta pembinaan kemandirian dan kewirausahaan di wilayah tersebut.
Menurut Rofieq selaku Ketua Tim Pengabdi, “Kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi warga masyarakat di kampung ini, yakni belum tersedianya booth yang dapat digunakan untuk meletakkan produk dan mem-branding kampung kuliner serta memberikan pemahaman kepada para pelaku UKM tentang Mindset Entrepreneur, Sistem Administrasi Bisnis dan Manajemen Pengelolaan Kawasan Wisata.”
Kegiatan pengabdian diawali dengan brainstorming bersama pelaku UKM kuliner di wilayah ini, menentukan dimensi booth atas dasar area penempatannya, pembuatan desain booth yang dapat memberikan branding kampung kuliner dan penyerahan prototype booth kepada UKM mitra sebagai wujud nyata dari produk yang dirancang. Kemudian dilanjutkan dengan mempresentasikan desain booth yang dihasilkan dalam Seminar Nasional Teknologi SISTEK 2020. Program ini diakhiri dengan Focus Group Discussion (FGD) untuk mengevaluasi pelaksanaan program secara menyeluruh.
Rofieq menambahkan, “Dimensi booth ditentukan atas dasar area penempatan yang ada di lokasi kampung kuliner. Tinggi booth 175 cm terdiri atas tiga bagian (tempat meletakkan produk 75 cm, penyangga rak peralatan 75 cm dan rak peralatan 25 cm). Panjang booth 150 cm, lebar booth 60 cm, lebar penyangga rak peralatan 25 cm, lebar tempat kompor 35 cm. Untuk branding UKM (Panjang 150 cm, Lebar 75 cm), branding kampung kuliner (Panjang 150 cm, Lebar 25 cm).”
“Melalui Program UMD ini dihasilkan sinergi positif antara akademisi dan masyarakat dalam mengembangkan kawasan wisata kuliner, sehingga setiap konsumen yang berkunjung tidak hanya membeli makanan / minuman yang ditawarkan, namun juga dapat merasakan kenyamanan dan mendapatkan image dari branding yang diberikan. Adapun Outcome yang dapat dicapai adalah meningkatnya produktivitas dan omzet penjualan bagi UKM di Kampung Kuliner Pring Kuning ini.”, pungkas Rofieq.