Seminar Nasional BEM Nasional di UNMER Malang, Pahami Pentingnya Sikap Kepemimpinan Dalam Perspektif Pancasila
Topik kepemimpinan cukup menarik untuk dibahas khususnya dalam mewujudkan tujuan organisasi. Tema inilah yang dibahas dalam seminar nasional yang diselenggarakan oleh BEM Nusantara dan BEM UNMER Malang pada Senin (14/06) di ruang PPI, Gedung Rektorat UNMER Malang. Seminar ini mengambil tema kepemimpinan nasional dalam perspektif pancasila sesuai dengan momentum bulan lahirnya pancasila.
Ketua BEM UNMER Malang, M. Fahrur Rozi menyampaikan, “Kepemimpinan dalam perspektif pancasila sangat dibutuhkan untuk melahirkan pemimpin yang memiliki sikap luhur dalam memimpin organisasi.” Hal senada juga didukung oleh Koordinator Pusat BEM Nusantara, Dimas Prayoga. “Melalui kegiatan ini kami ingin merefleksikan nilai yang terkandung dalam lima sila pancasila dalam sikap kepemimpinan nasional.
Narasumber dalam seminar ini adalah Pakar Hukum Pidana Universitas Indonesia, Prof. Dr. Chudry Sitompul, SH., MH., tokoh pemuda dan duta muda PBB, Gugun Gumilar, Rektor ITB Asia Malang, Risa Santoso, B.A. M.Ed., Pakar Hukum Tata Negara Universitas Padjajaran (UNPAD), Dr. Indra, P., SH., MH., Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Rimzah Jubair, tokoh pemuda, Moh. Sa’i Yusuf dan dimoderatori oleh Almi Cahya Putri.
Sebagai pembicara pertama, Prof. Chudry menjabarkan skema konstitusi perundang-undangan di Indonesia dan faktor yang melatarbelakanginya. Poin penting yang disampaikan adalah seluruh nilai sila dalam pancasila mengerucut pada cita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Berikutnya, Risa Santoso memaknai arti pemimpin bahwa leadership is not a position but action and example. “Untuk itu seorang pemimpin harus mampu memberikan pengaruh positif kepada agar cita-cita organisasi dapat terwujud,” tuturnya.
Rimzah Zubair menjelaskan bahwa seorang pemimpin yang mengamalkan nilai-nilai pancasila memiliki sikap berpendirian, proaktif, jujur dan komunikatif. “Tujuan utama dari kepemimpinan nasional adalah kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, kepentingan yang diutamakan bukanlah kepentingan pengusaha, parpol, maupun pribadi melainkan kepentingan rakyat,” tegasnya.
Selanjutnya Indra mengkritisi dengan suksesi kepemimpinan nasional dimana melalui direct to personal vote dimana elektibitas bukan ditentukan oleh kepemimpinan namun popularitas, keturunan dan status ekonomi. Masyarakat sebagai pemilih perlu memiliki kepekaan dalam memilih pemimpin terutama yang mampu memaknai nilai pancasila.
Dua tokoh pemuda Moh. Sa’i Yusuf dan Gugun Gumilar menekankan bahwa generasi muda yang kelak menjadi pemimpin di masa yang akan datang dihadapkan dengan tantangan global. Untuk itu sangat penting untuk membekali kemampuan hard skill dan soft skill sekaligus memahami spirit pancasila agar mereka memiliki rasa nasionalisme dalam membangun bangsa.