Penuhi Tingginya Potensi Pasar, UNMER Latih Ibu-Ibu Kembangkan Usaha Bandeng Presto “Posdaya ASLI”
Universitas Merdeka Malang konsisten menjadikan Kemandirian dan Kewirausahaan sebagai Pola Ilmiah Pokok dalam proses belajar mengajar. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNMER Malang mewadahi para dosen untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan atas dukungan dana dari Kemendikbud, Riset dan Teknologi. Hal ini guna mewujudkan ciri khas UNMER Malang sesuai dengan Pola Ilmiah Pokok.
Tim pengabdi dari UNMER Malang terdiri atas tiga orang dosen dengan kualifikasi yang berbeda, yakni Dr. Aris Siswati, SP., MM. (Ekonomi Pembangunan), Dr. Mochammad Rofieq, S.Si., MT. (Teknik Industri) dan Ginanjar Indra Kusuma Nugraha, SAB., MAB. (Administrasi Bisnis).
Menurut Aris selaku Ketua Tim Pengabdi, Posdaya ASLI di Pandanwangi dipilih sebagai mitra dalam Program PKM dengan fokus mengembangkan kualitas dan kapasitas produksi bandeng presto melalui pelatihan pembuatan bandeng presto dengan tata cara yang benar.
“Selain dengan Posdaya Asli, kami juga bersinergi dengan ibu-ibu PKK RT. 15 / RW. 01 Perum. Bumi Tunggul Wulung Indah dan menghadirkan narasumber yang kompeten agar peserta pelatihan mendapat manfaat dan dapat membesarkan usahanya,” ungkap Dr. Aris Siswati.
Posdaya ASLI adalah wadah silaturahmi dan penguatan fungsi keluarga secara terpadu khususnya bidang Ekonomi, yang didirikan oleh warga masyarakat di RW. 14 Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang. Bandeng presto merupakan salah satu usaha anggota Posdaya yang sangat prospektif, karena telah memiliki pelanggan tetap, bahkan terkadang tidak dapat memenuhi permintaan pasar.
“Para ibu-ibu ini memproduksi bandeng presto dengan peralatan dan tata cara yang sederhana, untuk itu kami melatih bagaimana membuat bandeng presto yang baik, agar ibu-ibu anggota Posdaya ASLI dapat meningkatkan produksinya,” ujar Faridudin Alfazari, MM, Kader Lingkungan Kecamatan Blimbing sebagai narasumber pelatihan.
Dalam pelatihan ini, Faridudin menyampaikan dan menunjukan cara memilih ikan bandeng yang tepat hingga mengolahnya. Kriteria ikan bandeng yang digunakan adalah sisik ikan harus utuh dan mengkilap, mata ikan tidak berwarna kemerahan dan tidak cekung, ikan harus beraroma segar dan tidak berbau tanah, insang ikan berwarna merah cerah, daging ikan berwarna putih, kenyal dan tidak lembek, dengan berat ikan berkisar 0,3 – 0,5 kg per ekornya.
Proses pembuatan bandeng presto diawali dengan membersihkan isi perut ikan dan mencucinya dengan air mengalir sampai bersih, menyiapkan bumbu halus (bawang merah, bawang putih, ketumbar, dan gula) dan bumbu rajang (kunyit, sereh, jahe, dan daun jeruk), setelah itu kedua bumbu dicampur dengan air sebanyak 1,5 liter. Selanjutnya, ikan bandeng beserta bumbu dimasukan dalam panci presto dan dimasak selama 1 jam.
Faridudin juga menyampaikan, “kesalahan yang sering terjadi, ibu-ibu langsung membuka tutup panci saat ikan telah matang, padahal panci presto hanya boleh dibuka jika sudah dalam kondisi tidak ada tekanan udara panas dalam panci tersebut, sehingga hasilnya akan lebih lezat”.
Acara diakhiri dengan penyampaian dukungan Ketua Tim Pengabdi kepada Posdaya ASLI agar menerapkan hasil pelatihan hari ini sehingga kualitas bandeng presto yang dihasilkan dapat bersaing dengan produk sejenis. Selain itu, harus konsisten dan gencar dalam memasarkan produknya, sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
“Melalui Program PKM ini dihasilkan sinergi positif antara akademisi dan mitra dalam pemberdayaan masyarakat. Adapun outcome yang dapat dicapai adalah meningkatnya kualitas dan kapasitas produksi bandeng presto bagi anggota Posdaya ASLI di Pandanwangi dan ibu-ibu PKK di RT. 15 / RW. 01 Tunggulwulung ini”, pungkas Aris.