Mahasiswa UNMER Malang Laksanakan Pemberdayaan Masyarakat Disabilitas Desa Bedali Melalui Pembangunan Bengkel Alat Bantu Disabilitas.
Sejumlah mahasiswa Universitas Merdeka Malang melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Program Holistik Pembinaan Dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) melalui pengembangan alat bantu disabilitas di Desa Bedali, Lawang, Kabupaten Malang. Pemberdayaan ini ditujukan bagi masyarakat Bedali dengan sasaran utamanya masyarakat yang menyandang disabilitas, rumah sakit, sekolah luar biasa dan masyarakat luas.
Kegiatan PHP2D ini dilaksanakan secara bersama-sama oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Study Mahasiswa Pengembang Penalaran (FORDIMAPELAR) Universitas Merdeka Malang. Kegiatan ini diketuai oleh Hana Jihan Khoirunnisa (Administrasi Publik) dengan anggota berjumlahkan 14 orang yang berasal dari berbagai fakultas dan program studi.
Di bawah bimbingan Ibu Nawang Warsi Wulandari, S. Psi., M.Si., Psikolog, Hana dan tim memilih melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat penyandang disabilitas dengan melakukan pengembangan bengkel alat bantu disabilitas karena banyak penyandang disabilitas kurang perhatian dari pemerintah dan belum adanya bengkel alat bantu disabilitas yang dibuka secara umum. Pengembangan bengkel alat bantu disabilitas merupakan salah satu potensi yang dapat di kembangkan dari Omah Difabel. Mahasiswa Universitas Merdeka Malang sendiri bekerja sama dengan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS).
Pemberdayaan ini bertujuan untuk mengembangkan bengkel alat bantu disabiltas yang berguna untuk mengoptimalkan infrastruktur dan meningkatkan Ekonomi dalam masa pandemi Covid-19 serta mewujudkan ramah inklusi di Desa Bedali. Bengkel tersebut dikembangkan agar mampu mengoperasikan alat-alat khusus secara baik dan benar sesuai ketentuan, sehingga dapat membantu aksesibilitas para penyandang disabilitas baik di Desa Bedali maupun di luar desa tersebut. Nantinya para pengelola dan difabel maupun masyarakat sekitar akan dibekali pengetahuan dengan mengadakan pelatihan, sehingga mereka mampu menjadi tenaga profesional dalam hal ini. Masyarakat difabel sangat antusias dan senang dengan proses berdirinya bengkel alat bantu disabilitas.
Kegiatan ini mulai di laksanakan sejak 26 Agustus 2021 sampai dengan November 2021. Proses pelaksanaan kegiatan ini dengan melakukan pelatihan yang terdiri dari dua, yaitu pelatihan untuk teknisi dan pelatihan untuk administrasi. Pelatihan untuk teknisi sendiri ini yaitu pelatihan yang dilaksanakan dengan enam hari dengan dua sesi demi menghindari kerumunan dalam bengkel dengan maksimun 5 orang di bengkel dan pelatihan kursi roda dengan berbagai permasalahan umum (paling banyak di jok kursi roda). Sedangkan pelatihan untuk administrasi sendiri melakukan pelatihan dengan peserta pelatihan yang sama dengan materi yang berbeda. Pelatihan ini bertujuan agar difabel memiliki kemampuan pemasaran yang baik, baik melalui digital maupun langsung.
Dengan adanya pelatihan, diharapkan bengkel alat bantu disabilitas mampu berkembang secara maksimal serta dapat mempromosikan diri agar masyarakat di Desa Bedali mengetahui dan merasakan manfaat dari bengkel tersebut, sehingga nantinya jika program ini dapat berjalan dengan baik maka bengkel alat bantu disabilitas tersebut akan membuka cabang di tiap kecamatan agar tidak kesulitan bagi mereka yang jauh dari bengkel ini.
Bengkel alat bantu disabilitas ini merupakan bengkel pertama yang ada di Malang Raya, khususnya yang terbuka untuk umum. Linksos berharap inisiasi ini akan mendorong pemerintah daerah untuk melakukan hal serupa, yaitu menyediakan alat bantu disabilitas serta meningkatkan pemenuhan hak-hak difabel khususnya terkait aksesibilitas. Dalam bengkel ini banyak yang bisa dilayani baik servis maupun pembuatan alat, seperti servis kursi roda, membuat korset dan modifikasi kendaraan khusus difabel secara sederhana seperti sepeda motor roda tiga.